manajementerpadu: mengintegrasikan kebijakan, progam dan praktek kedalam setiap kegiatan bisnis sebagai salah satu unsur manajemen dalam semua fungsi manajemen; prioritas korporat : mengakui tanggung jawab sosial sebagai prioritas tertinggi korporat dan penentu utama pembangunan berkelanjutgan proses perbaikan : secara bersinambungan memperbaiki kebijakan, program dan kinerja sosial korporat.
TUGAS BAHASA INDONESIA INDAH ISTIARNINGSIH three EA13 Resensi? Apakah itu? Bagaimana ya cara menulisnya, gampang nggak sih? Secara etimologis, kata resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Kedua kata tersebut berarti melihat kembali, menimbang, atau menilai. Dalam bahasa Belanda dikenal dengan istilah recensie dan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Berbagai istilah tersebut mengacu kepada hal yang sama yaitu mengulas sebuah buku. Kamus Umum Bahasa Indonesia mengartikan resensi sebagai ”Pertim-bangan atau pembicaraan buku, ulasan buku”Gorys Keraf mendefinisikan resensi sebagai ”Suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku” Keraf, 2001 274. Dari pengertian tersebut muncul istilah lain dari kata resensi yaitu kata pertimbangan buku, pembicaraan buku, dan ulasan buku. Intinya membahas tentang isi sebuah buku baik berupa fiksi maupun nonfiksi. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa resensi adalah tulisan ilmiah yang membahas isi sebuah buku, kelemahan, dan keunggulannya untuk diberitahukan kepada masyarakat pembaca. Sebagaimana menulis jenis karangan lainnya, menulis resensi juga memiliki tujuan. Gorys Keraf mengemukakan tujuan menulis resensi sebagai berikut ”…menyampaikan kepada pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya sastra patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak?” Keraf, 2001 274. Lebih jauh Daniel Samad 1997 2 mengemukakan tujuan penulisan resensi yang meliputi lima tujuan antara lain a Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah buku. b Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah buku. c Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah sebuah buku pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. d Menjawab pertanyaan yang timbul jika seseorang melihat buku yang baru terbit seperti siapa pengarangnya, mengapa ia menulis buku itu, bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis karya pengarang yang sama, dan bagaimana hubungannya dengan buku sejenis karya pengarang lain? Menulis sebuah resensi tidaklah mudah. Untuk melakukan kegiatan ini diperlukan beberapa persyaratan seorang penulis. Menurut Brotowojoyo 1985, 125, ada tiga syarat utama seorang penulis agar mampu menulis resensi antara lain a Penulis harus memiliki pengetahuan dalam bidangnya. Artinya, jika seorang penulis akan meresensi sebuah buku novel, maka ia harus memiliki pengetahuan tentang teori novel dan perkembangannya. Hal ini diperlukan agar penulis dapat memberikan perbandingan terhadap karya lain yang sejenis. Kepekaan analisis juga sangat dipengaruhi unsur tersebut. b Penulis harus memiliki kemampuan analisis. Sebuah buku novel terdiri atas unsur internal dan eksternal. Seorang penulis resensi harus mampu menggali unsur-unsur tersebut. Unsur tersebut dianalisis untuk dinilai kelayakannya. Kemampuan analisis ini akan mengantarkan penulis kepada kemampuan menilai apakah sebuah buku layak dibaca masyarakat atau tidak. c Seorang penulis juga dituntut memiliki pengetahuan dalam acuan yang sebanding. Artinya, penulis akan membandingkan sebuah karya dengan karya lain yang sejenis. Dengan demikian ia akan mampu menemukan kelemahan dan kekurangan sebuah karya. Sistematika Resensi Sistematika resensi atau bagian-bagian resensi dikenal juga dengan istilah unsur resensi. Unsur yang membangun sebuah resensi menurut Samad 1997 7-8 adalah sebagai berikut 1 judul resensi; 2 data buku; 3 pembukaan; 4 tubuh resensi; dan 5 penutup. Penjelasan tentang bagian-bagian tersebut penulis kemukakan berikut ini. a Judul Resens i Judul resensi harus menggambarkan isi resensi. Penulisan judul resensi harus jelas, singkat, dan tidak menimbulkan kesalahan penafsiran. Judul resensi juga harus menarik sehingga menimbulkan minat membaca bagi calon pembaca. Sebab awal keinginan membaca seseorang didahului dengan melihat judul tulisan. Jika judulnya menarik maka orang akan membaca tulisannya. Sebaliknya, jika judul tidak menarik maka tidak akan dibaca. Namun perlu diingat bahwa judul yang menarik pun harus sesuai dengan isinya. Artinya, jangan sampai hanya menulis judulnya saja yang menarik, sedangkan isi tulisannya tidak sesuai, maka tentu saja hal ini akan mengecewakan pembaca. b Data Buku Secara umum ada dua cara penulisan data buku yang biasa ditemukan dalam penulisan resensi di media cetak antara lain a. Judul buku, pengarang editor, penyunting, penerjemah, atau kata pengantar, penerbit, tahun terbit, tebal buku, dan harga buku. b. Pengarang editor, penyunting, penerjemah, atau kata pengantar, penerbit, tahun terbit, tebal buku, dan harga buku. c Pendahuluan Bagian pendahuluan dapat dimulai dengan memaparkan tentang pengarang buku, seperti namanya, atau prestasinya. Ada juga resensi novel yang pada bagian pendahuluan ini memperkenalkan secara garis besar apa isi buku novel tersebut. Dapat pula diberikan berupa sinopsis novel tersebut. d Tubuh Resensi Pada bagian tubuh resensi ini penulis resensi peresensi boleh mengawali dengan sinopsis novel. Biasanya yang dikemukakan pokok isi novel secara ringkas. Tujuan penulisan sinopsis pada bagian ini adalah untuk memberi gambaran secara global tentang apa yang ingin disampaikan dalam tubuh resensi. Jika sinopsisnya telah diperkenalkan peresensi selanjutnya mengemukakan kelebihan dan kekurangan isi novel tersebut ditinjau dari berbagai sudut pandang—tergantung kepada kepekaan peresensi. eastward Penutup Bagian akhir resensi biasanya diakhiri dengan sasaran yang dituju oleh buku itu. Kemudian diberikan penjelasan juga apakah memang buku itu cocok dibaca oleh sasaran yang ingin dituju oleh pengarang atau tidak. Berikan pula alasan-alasan yang logis. Bagaimana Meresensi Buku Novel? Untuk meresensi novel terlebih dahulu kita harus memahami unsur-unsur pembangun novel. Unsur pembangun novel tersebut antara lain sebagai berikut latar, perwatakan, cerita, alur, dan tema. Latar biasanya mencakup lingkungan geografis, dimana cerita tersebut berlangsung. Latar juga dapat dikaitkan dengan segi sosial, sejarah, bahkan lingkungan politik dan waktu. Perwatakan artinya gambaran perilaku tokoh yang terdapat dalam novel. Pembaca harus dapat menafsirkan perwatakan seorang tokoh. Cara penggambaran watak ini biasanya bermacam-macam. Ada penggambaran watak secara deskriptif dan ada pula secara ilustratif. Cerita novel bisa meliputi peristiwa secara fisik—seperti perampokan, pembunuhan, dan kematian mendadak, namun juga peristiwa kejiwaan yang biasanya berupa konflik batiniah pelaku. Alur berkenaan dengan kronologis peristiwa yang disampaikan pengarang. Sedangkan tema merupakan kesimpulan dari seluruh analisis fakta-fakta dalam cerita yang sudah dicerna. Sebelum menulis resensi perlu memahami terlebih dahulu langkah-langkah yang harus ditempuh. Berkenaan dengan itu Samad 1997 6-7 memberikan langkah-langkah tersebut sebagai berikut a Penjajakan atau pengelanaan terhadap buku yang akan diresensi; b Membaca buku yang akan diresensi secara konprehensif, cermat, dan teliti. c Menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan menentukan bagian-bagian yang dikutif untuk dijadikan data; d Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi; east Menentukan sikap dan menilai hal-hal yang berkenaan dengan organisasi penulisan, bobot ide, aspek bahasanya, dan aspek teknisnya; Mengoreksi dan merevisi hasil resensi atas dasar kriteria yang kita tentukan sebelumnya. Berbagai buku paket mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia juga menganjurkan langkah-langkah menulis resensi novel. Buku Berbahasa dan Sastra Indonesia yang ditulis Syamsudin 2004 81 menyarankan langkah-langkah menulis resensi novel sebagai berikut a Tuliskan identitas buku pada awal tulisan; b Kemukakan sinopsis atau ringkasan novel tersebut; c Kemukakan pembahasan novel tersebut dilihat dari unsur-unsur pembentuknya. Tunjukkan kelebihan dan kekurangan novel tersebut disertai bukti berupa kutipan-kutipan; d Bagian akhir diisi dengan simpulan, apakah novel itu cukup baik untuk dibaca serta siapa yang layak membaca novel tersebut. Pendapat yang lebih ringkas tentang langkah menulis resensi novel dikemukakan dalam buku paket lain yang ditulis Permadi 2005 233 sebagai berikut a Pilihlah novel yang baru diterbitkan, biasanya 3 tahun terakhir; b Kemukakan identitas buku novel secara singkat berkenaan dengan pengarang, tahun terbit, dan jumlah halaman, serta katalog; c Kemukakan garis besar novel secara ringkat, kelebihan dan kekurangannya. Pendapat lain tentang langkah menulis resensi dikemukakan oleh Raharjo 2004 54 sebagai berikut a Membaca contoh-contoh resensi; b Menentukan buku yang akan diresensi; c Membaca buku yang akan diresensi secara teliti; d Mencatat hal-hal yang menarik dan yang tidak menarik dari buku yang akan diresensi; east Berlatih menyusun resensi. Berdasarkan beberapa pendapat di atas penulis melihat banyak persamaan tentang langkah-langkah penulisan resensi. Jika semua pendapat tersebut digabungkan maka secara garis besar langkah menulis resensi terbagi atas tiga tahapan. Tahapan menulis resensi adalah sebagai berikut 1. Tahap Persiapan meliputi a Membaca contoh-contoh resensi; dan b Menentukan buku yang akan diresensi. two. Tahap Pengumpulan data a Membaca buku yang akan diresensi; b Menandai bagian-bagian yang akan dijadikan kutipan sebagai information; c Menuliskan information-data penulisan resensi. 3. Tahap penulisan meliputi a Menuliskan identisa buku; b Mengemukakan sinopsis novel; c Mengemukakan kelebihan dan kekurang-an buku novel; d Mengemukakan sasaran pembaca; dan e Mengoreksi dan memperbaiki resensi berdasarkan susunan kalimatnya, kohesi dan koherensi karangan, diksi, ejaan dan tanda bacanya. CONTOH RESENSI Contoh Resensi Memecahkan Misteri di Tengah Liburan Judul buku Misteri Karibia Judul asli A Caribbean area Mystery Pengarang Agatha Christie Penerjemah Sudarto Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Dki jakarta Cetakan IV, September 2002 Tebal vi + 285 ISBN 979–403–068-6 Agatha Christi e dikenal di seluruh dunia sebagai ratu kejahatan. Novel detektifnya yang berjuml ah tujuh puluh enam buah dan buku-buku ceritanya telah diterjemahkan ke dalam berbag ai bahasa di dunia. Dia mulai menulis sesudah berakhirnya perang dunia pertama. Tokoh pertama ciptaannya adala h Hercule Poirot, seorang detektif Belgia bertubuh kecil dengan wajah bulat telur dan menyukai hal-hal yang teratur. Selain itu, ia juga membuat serial detektif yang mengisahkan kehidupan Miss Marple, seorang perempuan tua yang menjadi detekt if tak resmi. Buku terakhir karyanya adalah serial Poirot yang berjudul Curtain Poirot’s Concluding Case. Buku tersebut ditulisnya pada tahun 1975, sebelum ia meninggal pada tahun 1976. Misteri Karibia ini merupakan salah satu novel detektif karya Agatha Christie yang mengisahkan ke hidupan Miss Marple yang sudah tua. Walaupun tua, ia dikisahkan memiliki perhatian yang baik terhadap suatu kejadian. Ia pun memiliki daya pikir yang tajam. Hanya saja, seperti kebanyakan lansia, ia terkadang juga melupakan sesuatu. Novel ini menceritakan pengalaman liburan Miss Marple selama masa penyembuhan penyakit rematiknya yang sering kambuh karena terlalu banyak kegiatan. Keponakannya menyarankan untuk berlibur ke sebuah pulau di Karibia, Trinidad. Di sana, Miss Marple menginap di Hotel Gold Palm, St. Honore, yang dikelola oleh pasangan Tim dan Molly Kendal serta pelayan mereka, Victoria Johnson. Pada suatu hari, Miss Marple mendengarkan penuturan Mayor Palgrave, penghuni hotel lainnya, mengenai masa lalunya sebagai tentara. Mayor Palgrave juga menceritakan kisah pembunuhan istri oleh suami, dan menawarkan kepada Miss Marple untuk melihat foto yang dicurigainya sebagai pembunuh. Namun sayang, hal itu dibatalkannya tatkala melihat seseorang yang datang ke arahnya, tepat di belakang Miss Marple. Miss Marple merasa curiga, membalikkan tubuhnya, namun ia melihat ada beberapa orang yang berseliweran di sana, dan ia tak bisa menebak siapa penyebabnya. Kecurigaan Miss Marple bertambah ketika keesokan harinya, secara tak terduga Mayor Palgrave ditemukan dalam keadaan meninggal. Berdasarkan desas-desus, dikabarkan Mayor meninggal akibat tekanan darah tinggi. Miss Marple mencoba mencari foto pembunuh yang diceritakan Mayor, namun ia tidak menemukannya. Berdasarkan keterangan yang diperolehnya dari bertanya sana-sini, ia mengetahui bahwa Victoria sempat memergoki seseorang pada malam menjelang kematian Mayor. Namun, sebelum ia sempat berbincang-bincang dengan Victoria, pelayan hotel tersebut tewas tertusuk pisau. Mayatnya ditemukan Molly, yang sebetulnya jiwanya sedang goyah, di semak-semak. Kematian pelayan setianya membuatnya stupor setengah mati hingga ia tampak linglung. Yang membingungkan, koki hotel bersaksi bahwa sebelumnya Molly sempat keluar hotel dengan membawa pisau. Miss Marple mencoba mencari keterangan mengenai Molly dari Tuan Rafiel, jutawan yang setiap tahun berlibur dan menginap di Hotel Golden Palm. Ia dan Tuan Rafiel sempat beradu argumentasi, namun pada akhirnya ia menemui jalan buntu kembali. Miss Marple kemudian menjenguk Molly, yang oleh dokter dianjurkan untuk beristirahat. Miss Marple mengajak Molly untuk berbicara, dan Molly mengungkapkan beberapa hal mengenai dirinya. Molly bercerita, ia sering bermimpi buruk kala tidur, seperti ada orang yang selalu mengejarnya. Karena itu, tiap malam ia sering terbangun dan lebih memilih jalan-jalan daripada tidur. Ia juga bercerita bahwa sering tak sadarkan diri, dan lupa mengenai apa yang baru saja dilakukannya. Miss Marple melanjutkan penyelidikannya. Ia bertanya pada Joan Prescott, penduduk asli St. Honore, juga kepada Evelyn dan Lucky, ilmuan yang telah berada di St. Honore selama empat tahun untuk meneliti tumbuhan. Ia mendapatkan beberapa keterangan baru. Diantaranya mengenai keluarga Kendal, bahwa keluarga tersebut baru setahun mengambil alih pengelolaan hotel dari pemilik lama yang sudah tua. Tim dan Molly mencurahkan segala yang mereka punya untuk mengembangkan bisnis mereka. Namun di balik itu, sebelum menikah dengan Tim, Molly sempat berhubungan dengan seorang lelaki berandalan. Informasi tersebut bukannya membuat permasalahan semakin jelas, malah semakin membingungkan Miss Marple. Tengah malam, Miss Marple terbangun dan berjalan-jalan keluar hotel. Ia melihat kerumunan orang di muara sungai. Rupanya di sana ada seorang wanita yang diduga bunuh diri. Miss Marple terkejut ketika mengetahui bahwa wanita tersebut adalah Molly. Beberapa orang pergi untuk memberi tahu polisi. Miss Marple mengamati mayat Molly lebih teliti. Ia mendapati bahwa mayat tersebut bukan mayat Molly, melainkan Lucky yang mirip dengan Molly. Miss Marple memutar otak, menggabungkan informasi yang telah ia peroleh. Ia tersadar, Lucky tidak bunuh diri, melainkan terbunuh secara tak sengaja. Sekarang ia tahu siapa pelaku pembunuhan beruntun yang membayangi kehidupan St. Honore selama ini. Dan ia juga tersadar bahwa Molly yang asli sedang berada dalam keadaan bahaya. Ia meminta bantuan Tuan Rafiel, dan walaupun dengan susah payah, si pembunuh akhirnya tertangkap. Kisah yang diuraikan dalam alur maju dengan beberapa kali flashback ini cukup mengasyikkan untuk dibaca. Di dalamnya, banyak hal-hal tak terduga yang terjadi, antara lain mengenai karakter tokoh yang sulit ditebak, dan juga pelaku pembunuhan yang misterius. Setiap babak selalu memunculkan hal-hal yang baru, sehingga dapat membangun suasana yang berbeda-beda. Cerita ini menggunakan bahasa percakapan sehari-hari yang dapat dengan mudah dimengerti oleh pembaca. Istilah-istilah khusus hanya dipakai sesekali dalam cerita. Hanya saja, kadang tokoh cerita menyampaikan sesuatu dengan kalimat yang panjang, seperti pada dialog antara Miss Marple dan Tuan Rafiel, sehingga membosankan pembaca. Pembaca juga diajak berpikir dengan membaca cerita ini. Dimana terjadi pembunuhan pada orang yang dikenal oleh tokoh utama. Lewat pembicaraan antar tokoh dan monolog yang disampaikan Miss Marple, pembaca dipaksa secara halus untuk berpikir dan memecahkan teka-teki siapa pelaku pembunuhan di St. Honore. Keseluruhan cerita diuraikan begitu mendetail. Pembicaraan-pembicaraan antar tokoh diuraikan dengan begitu gamblang, bahkan basa-basi panjang yang tidak begitu penting pun turut disertakan. Hal ini tentunya sedikit banyak dapat mempengaruhi jalan cerita karena dapat membingungkan dan mengganggu konsentrasi pembaca. Selain itu, pada permulaan cerita, begitu banyak tokoh yang dimunculkan. Hal ini menyulitkan pembaca untuk memahami cerita, karena setiap tokoh yang dimunculkan tidak langsung menunjukkan posisi dan perannya dalam cerita. Ada tokoh yang sangat menarik perhatian, seperti Mayor Palgrave, namun jalan ceritanya terputus karena diceritakan meninggal dunia. Ada tokoh yang jarang tampak, kadang muncul kadang tenggelam, namun memiliki peran penting seperti Molly Kendal. Namun demikian, hal-hal tersebut juga membawa manfaat. Cerita menjadi semakin misterius dan sulit untuk ditebak. Novel ini amat cocok untuk dibaca oleh orang yang suka berpikir aktif dan menyenangi hal-hal yang misterius. Sebaliknya, sangat tidak cocok bagi penggemar cerita-cerita ringan untuk membaca novel ini. Sebab novel ini banyak menuntut pembaca untuk memutar otak mengenai peran tokoh cerita di awal kemunculan, maupun di akhir cerita. Selain itu, tokoh yang cukup banyak menuntut pembaca untuk memiliki ingatan yang baik. Karena bila tidak, kita harus membolak-balik halaman demi halaman untuk mencari tahu apa yang telah dikerjakan oleh seorang tokoh sebelum terjadinya suatu tragedi. Apapun kekurangannya, novel ini mampu melatih pikiran pembaca untuk menjadi aktif dan kritis, serta serta teliti dalam menganalisis suatu informasi. Sumber , 9Tahapan Dalam Siklus Akuntansi. 1. Mengumpulkan dan menganalisa data transaksi. Tahap pertama dalam siklus akuntansi ini dimulai dengan mengumpulkan data transaksi keuangan yang umumnya disebut nota Bukti transaksi keuangan tidak harus selalu dalam bentuk nota , namun bisa dalam bentuk surat perjanjian, surat pengakuan utang-piutang, atau Pengumpulan data adalah metode sistematis untuk mengumpulkan dan mengukur data yang dikumpulkan dari berbagai sumber informasi untuk menemukan solusi atau jawaban atas pertanyaan yang relevan. Agar dapat memprediksi fenomena atau trend di masa depan, seorang peneliti harus melakukan evaluasi yang akurat terhadap data yang dikumpulkan. Pengumpulan data dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder. Data primer adalah data mentah yang baru pertama kali dikumpulkan, sedangkan data sekunder adalah data yang sudah pernah dikumpulkan, diuji, dan dipublikasikan. Pengumpulan data bisa dilakukan dari berbagai sumber. Pada dasarnya, pengumpulan data bergantung pada sifat penelitian atau objek yang sedang diteliti. Pengumpulan data merupakan aspek penting dalam penelitian karena jika data yang dikumpulkan tidak akurat akan berdampak pada hasil pengumpulan data didasarkan pada jenis penelitian yang dilakukan, rencana, dan desain penelitian. Ada beberapa cara untuk mengumpulkan data, metode yang paling umum digunakan adalah mencari informasi dari sumber literatur yang telah diterbitkan, survey, wawancara, observasi, eksperimen, dan lain sebagainya. Pada artikel kali ini, DQLab akan menjelaskan apa saja metode yang bisa digunakan untuk mengumpulkan data, baik data primer maupun data sekunder. Jadi tunggu apa lagi? Yuk simak artikel ini sampai akhir!1. Mengumpulkan Data dengan Metode Survei dan Membaca Sumber LiterasiSurvei adalah metode pengumpulan data primer untuk tujuan penelitian. Informasi atau data dikumpulkan melalui kuesioner yang sebagian besar berdasarkan pengalaman individu atau kelompok mengenai fenomena tertentu. Ada beberapa cara untuk mengumpulkan data atau informasi melalui survei, salah satunya adalah dengan menggunakan kuesioner berbasis web dan kuesioner konvensional menggunakan kertas formulir cetak. Data yang didapatkan dengan metode ini umumnya lebih mudah untuk data dari literasi biasanya bersumber dari teks yang sudah diterbitkan dan tersedia untuk publik. Sumber literatur dapat mencakup buku teks, laporan pemerintah atau perusahaan swasta, koran, majalah, makalah, dan artikel. Metode pengumpulan data ini disebut sebagai metode pengumpulan data sekunder. Metode ini lebih murah dan tidak memakan banyak waktu jika dibandingkan dengan metode pengumpulan data juga Data Analisis 2 Jenis Metode yang Penting Untuk Kamu Tahu dalam Analisis Data2. Mengumpulkan Data dengan Metode Wawancara dan ObservasiWawancara adalah metode pengumpulan data kualitatif yang hasilnya didasarkan pada keterlibatan antara interviewer dengan responden mengenai suatu penelitian tertentu. Biasanya wawancara digunakan untuk mengumpulkan tanggapan mendalam dari para profesional yang diwawancarai. Wawancara dibagi menjadi tiga jenis, yaitu wawancara terstruktur, semi terstruktur, dan tidak terstruktur. Pada dasarnya wawancara dapat dilakukan melalui pertemuan tatap muka secara langsung atau tidak langsung melalui telepon atau video call.Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara memantau partisipan dalam situasi atau lingkungan tertentu pada waktu dan hari tertentu. Peneliti akan mengamati perilaku lingkungan sekitar atau orang yang sedang diteliti. Observasi diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu observasi yang terkontrol, observasi alami, dan observasi partisipatif. Observasi terkontrol adalah ketika peneliti menggunakan prosedur standar untuk mengamati partisipan atau lingkungan. Observasi alami adalah ketika partisipan diamati dalam kondisi alaminya, dan observasi partisipatif adalah ketika peneliti menjadi bagian dari kelompok yang Mengumpulkan Data Melalui Dokumen dan CatatanMetode pengumpulan data dari dokumen dan catatan dilakukan dengan cara memeriksa dokumen dan catatan organisasi yang ada untuk melacak perubahan selama periode waktu tertentu. Catatan dapat dilacak dengan memeriksa daftar panggilan, email, database, notulensi rapat, laporan staf, dan lain sebagainya. Contoh penggunaan metode ini adalah misalnya sebuah perusahaan ingin mengidentifikasi mengapa ada banyak review negatif dan keluhan dari pelanggan mengenai produk dan layanan. Pada kasus ini, perusahaan akan melihat catatan produk atau layanan mereka dan mencatat interaksi antara karyawan dengan pelanggan untuk menemukan hal apa yang menyebabkan banyaknya review negatif. 4. Mengumpulkan Data Melalui Eksperimeneksperimen adalah metode penelitian dimana hubungan kausal antara dua variabel sedang diperiksa. Salah satu variabel dapat dimanipulasi dan variabel lainya akan diukur. Kedua variabel ini diklasifikasikan sebagai variabel terikat dan variabel bebas. Dalam eksperimen, sebagian besar data dikumpulkan berdasarkan sebab dan akibat dari dua variabel yang diteliti. Jenis penelitian ini biasanya digunakan di kalangan peneliti medis dan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Baca juga Langkah-Langkah Menggunakan Teknik Analisis Data Kualitatif5. Belajar Mengolah Data Bersama DQLabSetelah data berhasil dikumpulkan, data harus diproses dan diolah untuk menghasilkan informasi yang berguna. Untuk mengekstrak data menjadi informasi, perlu metode tertentu yang sesuai dengan karakteristik data sehingga hasil analisisnya akurat dan impactful. Pengolahan data harus dilakukan secara cermat dan teliti karena hasilnya akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Penasaran apa saja metode yang bisa digunakan untuk pengolahan data? Yuk belajar mengolah data bersama DQLab! Rasakan sensasi belajar asyik dengan berbagai modul yang interaktif. Caranya gampang kok, cukup daftar disini dan nikmati belajar data anti boring. Selamat mencoba!Penulis Galuh Nurvinda KEditor Annissa Widya Davita
Bisamemberikan saya ide untuk sebuah tulisan. Karenanya jawabannya adalah: buku! Di saat-saat inilah saya akan bergumul dengan buku degan sangat intens. Saya akan berusaha membaca kembali buku-bukuku yang lalu. Yang kira-kira berhubungan dengan yang akan saya tuliskan. Dan akan kujejali daftar isi buku-buku yang kra-kira bisa mendukung tulisan

Cara membuat buku dari sebuah laporan karya tulis ilmiah KTI tidak hanya melulu tentang menarasikan hasil penelitian kepada pembaca. Lebih daripada itu, penyajian data dan informasi yang menarik juga perlu diperhatikan untuk mengefisienkan volume tulisan serta lebih mudah memberikan informasi yang lebih lengkap dalam menulis buku. Penyajian data dan informasi tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel dan gambar yang berupa foto, peta, diagram atau bagan, dan grafik. Sebagaimana dikutip dari Pedoman Karya Tulis Ilmiah LIPI, menyebutkan bahwa “Bentuk penyajian informasi/ilustrasi merupakan rangkuman dari hasil aktivitas/kegiatan penelitian yang dapat berupa tabel, gambar, grafik, foto, dan diagram. Sebagai pendukung pada bagian hasil dan pembahasan, penyajian ide atau hasil penelitian dalam bentuk ilustrasi bisa lebih mengefisienkan volume tulisan, karena tampilan sebuah ilustrasi adakalanya lebih lengkap dan informatif daripada tampilan dalam bentuk narasi.” Adapun cara penyajian data dan informasi hasil laporan penelitian dalam sebuah buku adalah sebagai berikut Tabel [ Cara Membuat Buku ] Tabel adalah salah satu bentuk penyajian data dan informasi yang terdiri dari garis dan kolom. Dimana setiap garis dan kolom berisi variabel dalam bentuk angka atau uraian informasi yang lebih singkat dengan kategori yang telah ditentukan. Secara umum penyajian tabel dalam menulis karya tulis ilmiah dan menulis buku tidak ada perbedaan. Penulisannya dapat dibagi menjadi tiga yaitu judul tabel, kategorisasi dalam kolom dan garis, dan badan tabel. Lebih lanjut, untuk membuat tabel yang mudah dipahami oleh pembaca perlu diperhatikan beberapa teknis penyusunannya sebagai berikut Judul Tabel Judul tabel terletak di atas tabel, dimana untuk penulisan judul dimulai dengan dua nomor yang dipisahkan dengan tanda titik .. Nomor pada tabel menunjukkan nomor bab dan nomor urut tabel dalam bab tersebut. Dimana urutan penulisan tabel harus sesuai dengan urutan analisis gagasan yang dituangkan dalam teks. Misalnya Tabel menunjukkan bahwa tabel tersebut berada pada BAB II dengan urutan tabel pertama yang ada dalam BAB tersebut. Kolom dan Baris Pemberian judul tidak hanya di atas tabel, tetapi juga pada kolom dan baris. Pemberian judul ini untuk menunjukkan kategorisasi yang disajikan di dalamnya, sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami data dan informasi dalam tabel yang disajikan dalam menulis buku. Dimana pada variabel yang independen biasanya akan dituliskan pada kolom, sementara variabel yang terikat akan dituliskan pada garis. Hal ini biasanya berlaku untuk tabel data penelitian kuantitatif. Sementara, untuk penelitian kualitatif yang lebih definitif tabel berisi tidak hanya angka atau persentase, tetapi juga berisi urain informasi singkat dari kaegorisasi yang telah ditentukan. Huruf Font Penggunaan jenis dan besarnya huruf yang digunakan dalam judul dan sel-sel tabel harus sama dengan teks dalam buku, kecuali dalam keadaan tertentu besar huruf dalam sel tabel dapat lebih kecil dari teks. Selain itu, dalam penulisan tabel perlu diperhatikan bahwa dalam naskah utama sebaiknya disajikan tabel yang tidak terlalu panjang atau lebih dari satu halaman. Sehingga tabel yang sekiranya lebih dari satu halaman dapat diletakkan pada halaman lampiran. Jarak atau Spasi Menulis buku yang baik tidak hanya memperhatikan penggunaan huruf yang tepat, tapi juga perlu memperhatikan spasi antar teks, begitu juga dengan tabel. Penggunaan spasi yang konsisten antar tabel dengan teks, judul dengan isi tabel, serta penulisan antara tabel dengan keterangan di bawah tabel akan membuat sebuah buku menjadi lebih teratur dan nyaman dibaca. Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai jarak dan spasi dapat dilihat sebagaimana gambar berikut Sumber Gambar 1 Contoh Struktur Sebuah Tabel Sumber Penulisan sumber di bawah tabel untuk menunjukkan informasi sumber data atau informasi yang ditampilkan dalam sebuah tabel. Tidak hanya data yang dikutip dari sumber lain, data yang berasal dari pengumpulan data pribadi juga perlu dicantumkan sumbernya apabila data tersebut sudah pernah ditampilkan dalam karya tulis atau publikasi lainnya. Sementara, untuk data yang berasal dari olahan primer, sumber tidak perlu dicantumkan. Gambar [ Cara Membuat Buku ] Penyajian data dan informasi dalam menulis buku tidak hanya berupa tabel, tetapi juga dapat disajikan dalam bentuk gambar. Gambar tidak hanya terbatas berupa foto, lebih daripada itu gambar dapat berupa peta, denah, grafik, dan bagan diagram. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyajiaan gambar dan contoh-contohnya disampaikan seperti berikut Peta Tidak semua gambar yang menunjukan permukaan bumi baik sebagian atau keseluruhan dapat disebut sebagai peta. Gambar yang disebut peta harus memenuhi unsur teknis seperti judul peta, skala, mata angin, simbol dan garis astronomi. Penggunaan peta berfungsi untuk a menunjukkan lokasi suatu tempat; b menggambarkan bentuk permukaan bumi; c mengetahui jarak suatu tempat; d menunjukkan potensi kekayaan alam. Selain fungsi tersebut, peta dalam penulisan sebuah buku juga dapat digunakan untuk menunjukkan arus migrasi, kepadatan penduduk, atau potensi bajir suatu daerah seperti gambar berikut Gambar 2 Peta Prakiraan Daerah Potensi Banjir DKI Jakarta April 2016 Grafik Selain peta, gambar juga dapat divisualisasikan dalam bentuk grafik. Grafik pada dasarnya merupakan visualisasi dari tabel yang disajikan dalam bentuk gambar. Dengan grafik data akan lebih mudah dibaca karena juga dilengkapi dengan huruf, simbol, gambar dan lambang, sehingga hubungan antar variabel dan komparasi data lebih mudah dipahami. Pembuatan grafik juga sangat mudah dengan menggunakan program yang telah tersedia dalam komputer salah satunya melalui Microsoft Excel. Terdapat beberapa jenis grafik yang sering digunakan, diantaranya yaitu grafik lingkaran pie chart, grafik balok histogram, dan grafik baris kurva. Meskipun demikian, tidak semua grafik sesuai untuk menyajikan data dan informasi dalam sebuah buku, sehingga penting untuk memilih jenis grafik yang seuai untuk memvisualisasikan data dan informasi yang tepat. Diagram Bagan Berbeda dengan tabel, diagram merupakan salah satu bentuk penyajian informasi dan data yang bersifat kualitatif. Diagram berisi perincian atau keterangan yang menjelaskan hubungan, skema, atau proses. Terdapat beberapa bentuk bagan seperti bagan organisasi organigram, bagan alir flow chart, bagan kekerabatan family chart atau bagan pohon, diagram Venn dan skema. Jenis dan Fungsi Bagan dalam Penyajian Data dan Informasi Jenis Diagram Bagan Fungsi Gambar Bagan Organisasi Organigram menjelaskan struktur organisasi suatu lembaga, institusi, perusahaan dan beragam bentuk organisasi Bagan Alir Flow Chart menggambarkan suatu proses produksi atau logika Bagan Pohon mempermudah penjelasan hubungan keluarga secara generasional Diagram Venn menjelaskan keterkaitan antar kelompok dalam suatu kegiatan Dirangkum dari Pedoman Teknik Penulisan Laporan Studi Pustaka [Ulin Nafiah] Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara gratis. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini. Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang cara membuat buku anda dapat melihat Artikel-artikel berikut Cara membuat buku sendiri 4 Hal yang Mempengaruhi Produktivitas Dosen dalam Menulis. Cara Membuat Buku sendiri Cara Membuat Tulisan Mengalir Seperti Sungai Cara Membuat Buku sendiri Mengenal Lebih Jauh tentang Buku Referensi Tips Cara Membuat Buku sendiri 5 Bekal Berharga Untuk Menulis Buku Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini! Referensi Pedoman Karya Tulis Ilmiah LIPI, Pedoman Teknik Penulisan Laporan Studi Pustaka, Pengertian dan Fungsi Peta, Peta Prakiraan Daerah Potensi Banjir DKI Jakarta April 2016,

TahapInkubasi Adalah ketika penulis memproses informasi yang dimilikinya sedemikian rupa, sehingga mengantarkannya pada ditemukannya pemecahan masalah atau jalan keluar yang dicarinya. Tahap Iluminasi Adalah ketika datangnya inspirasi atau insight, yaitu gagasan datang seakan-akan tiba-tiba dan berloncatan dari pikiran kita. Pernahkah teman-teman membuat resensi buku? Saat sekolah atau kuliah, teman-teman mungkin pernah mendapatkan tugas untuk membuat resensi buku. Resensi adalah ulasan tentang sebuah buku. Meski terdengar sederhana, dalam membuat resensi buku kita juga perlu menaati beberapa ketentuan. Dalam meresensi buku atau novel pastinya kita sudah membaca, menilai buku tersebut, dan menyatakan ulasan buku dengan bahasa dan pemikiran kita sendiri. Adapun tujuan melakukan resensi buku yaitu memberikan informasi yang terdapat pada buku kepada masyarakat luas. Selain itu, resensi bertujuan untuk menyampaikan pesan dari sebuah buku yang ditulis oleh penulis. Untuk lebih jelasnya bagaimana cara meresensi buku, yuk langsung simak penjelasannya. Unsur-unsur Resensi1. Judul Resensi Buku2. Informasi atau Data Buku3. Ikhtisar buku4. Penilaian Kelebihan dan Kekurangan Buku5. KesimpulanCara Membuat Resensi Buku1. Menentukan Buku yang Akan Diresensi2. Membaca Buku yang Akan Diresensi3. Mencatat Informasi Penting dari Buku yang Akan Diresensi4. Menemukan Poin-poin Penting dari Buku5. Menulis Resensi Buku6. Membaca Ulang Hasil Resensi Unsur-unsur Resensi 1. Judul Resensi Buku Judul merupakan bagian awal yang penting. Bagian ini yang nantinya akan memikat pembaca untuk tetap membaca isi resensi atau tidak. Oleh karena itu judul harus ditulis dengan menarik. 2. Informasi atau Data Buku Informasi buku yang diresensi berisi judul buku, nama pengarang, tahun terbit dan cetakannya, ketebalan buku, nomor edisi buku, penerbit, harga buku, hingga ukuran buku. 3. Ikhtisar buku Bagian ini berisi sinopsis buku. Sinopsis ditulis tanpa perlu memperhatikan kronologi cerita. Yang terpenting adalah buat sinopsis yang memantik rasa penasaran pembaca. Sehingga tulisan yang kita buat harus menarik. Pada bagian ini kita tidak perlu menceritakan keseluruhan cerita yang terdapat di buku. 4. Penilaian Kelebihan dan Kekurangan Buku Unsur ini berisi tentang penilaian terhadap buku yang diulas. Bagian ini pula yang dirujuk oleh pembaca untuk memastikan apakah buku tersebut layak dibaca atau tidak, apakah sesuai dengan yang dicari atau tidak. 5. Kesimpulan Pada bagian ini kita dapat menulis opini tentang buku yang telah dibaca. Isinya bisa berupa kritik dan saran terhadap penulis buku. Cara Membuat Resensi Buku 1. Menentukan Buku yang Akan Diresensi Langkah pertama yang harus dilakukan saat hendak meresensi sebuah buku yaitu menentukan buku apa yang akan di resensi. Pilihan buku apa yang akan diresensi ini tidak memiliki batasan. Kita bebas memilih buku apa saja, bisa berdasarkan topik yang disukai atau buku yang sedang dibaca. Bisa buku dengan jenis fiksi maupun non-fiksi. 2. Membaca Buku yang Akan Diresensi Setelah menentukan buku apa yang akan diresensi, maka langkah selanjutnya adalah kita wajib membacanya. Dengan membaca, kita akan mengenal aspek yang ada di dalam buku. Usahakan untuk membaca buku hingga habis. Hal ini bertujuan agar kita memahami isi buku tersebut dengan baik sehingga bisa menuliskan sebuah resensi yang baik dan benar serta dapat bermanfaat bagi orang yang membaca hasil resensi kita. Dengan membaca kita mempunyai gambaran mengenai isi buku tersebut. Pengalaman ketika membaca buku juga salah satu bahan untuk menulis resensi. 3. Mencatat Informasi Penting dari Buku yang Akan Diresensi Kita perlu mencatat berbagai informasi penting pada saat akan meresensi sebuah buku. Informasi yang dimaksud berupa bagian identitas dari struktur resensi yaitu judul, penulis, penerbit, cetakan, tebal buku, harga buku, dan lain-lain. 4. Menemukan Poin-poin Penting dari Buku Langkah ini dapat dilakukan saat kita telah selesai membaca buku maupun ketika sedang membacanya. Kita bisa mencatat poin-poin yang dianggap penting dari alur atau unsur-unsur dari sebuah buku. Jika kita menemukan catatan atau kutipan penting, tandai terlebih dahulu halaman tersebut. Selanjutnya tulis gagasan poin-poin tersebut dengan bahasa dan gaya menulis sendiri dengan singkat dan menarik. 5. Menulis Resensi Buku Setelah mengikuti tahap-tahap di atas maka langkah berikutnya yaitu menulis resensi buku. Kita bisa mulai meng-eksekusi dan merangkai semua data-data yang telah diperoleh menjadi sebuah resensi yang terstruktur dengan baik dan benar. Gunakan pula teknik menulis resensi yang tepat sesuai dengan jenis buku yang diresensi. Ada beragam teknik menulis resensi yakni teknik cutting dan glueing, teknik focusing, dan teknik comparing. 6. Membaca Ulang Hasil Resensi Setelah menyelesaikan menulis resensi buku, maka setelahnya adalah membaca ulang hasil resensi yang kita tulis. Dengan membaca ulang, kita bisa mengoreksi tulisan yang kita buat, seperti typo, kesalahan penulisan struktur, data yang kurang, dan lain sebagainya. Cara ini digunakan agar tulisan resensi tersebut baik dan layak sehingga pembaca pun tertarik, nyaman, dan mudah memahaminya. Itulah tadi informasi mengenai resensi dan cara menulis resensi buku dan semoga bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi teman-teman. Ingat, meski membuat resensi buku bisa dilakukan secara bebas, namin usahakan untuk tidak menciptakan kerugian bagi pihak lain karena penilaian kita. Dalamtahap pengumpulan data dilakukan melalui beberapa metode pengambilan data, yaitu : 1. Studi Lapangan / eksisting (survey langsung) Dilakukan dengan melakukan survey seperti melihat, mengamati, mencatat informasi yang diperlukan, serta melakukan dokumentasi sebagai eksistingnya untuk mengetahui kondisi yang sesungguhnya mengenai interior
Teknik pengumpulan data menjadi suatu hal yang perlu untuk turut diperhitungkan dalam melakukan suatu penelitian. Dengan adanya teknik yang tepat maka nantinya pengumpulan data bisa membantu penelitian agar bisa berjalan dengan lancar. Oleh karena itu teknik yang akan dipilih untuk melakukan pengumpulan data haruslah dipertimbangkan dengan sangat baik. Hal ini juga harus melihat kondisi agar teknik yang dipilih nantinya tidak membuat penelitian mennjadi berantakan. Sebaliknya melalui teknik yang tepat maka nantinya penelitian bisa memberikan hasil yang terbaik. maka dari itu segala hal yang berkaitan dengan teknik dalam proses pengumpulan data juga harus iperhatikan dan turut dipertimbangkan serta direncanakan secara matang. Tinjauan literatur Hal pertama yang memang harus dilakukan oleh seorang peneliti sebelum melakukan pengumpulan data adalah meninjau literatur yang telah ada. Literatur ini bisa dari mana saja asalkan berfungsi menyajikan pengetahuan yang sekiranya dibutuhkan oleh peneliti. Literatur ini bisa berupa temuan substantif dan juga bisa berupa kontribusi teoritis serta metodologis. Konsultasi pada ahli Setelah melakukan tinjauan literasi maka peneliti dapat berlanjut ke tahap berikutnya yaitu berkonsultasi. tentu saja konsultasi ini dilakukan pada orang yang memang sudah ahli. Konsultasi dianjurkan untuk dilakukan pada orang yang memang ahli di bidang yang sekiranya sesuai dengan topik atau tema penelitian. Maka nantinya berbagai petunjuk untuk melakukan penelitian bisa diperoleh dan dijalankan. Mendekati kelompok masyarakat Jika memang telah mendapatkan literasi dan melakukan konsultasi maka selanjutnya Anda bisa menentukan metode penelitian untuk memperkirakan metode yang akan digunakan dalam mengumpulkan data. Hal ini bertujuan agar kondisi masyarakat yang akan dijadikan sebagai sumber data bisa dipahami secara lebih lagi. Maka nantinya penentuan sumber data bisa dilakukan sehingga bisa dijalankan proses pendekatan pada sumber data yang dibutuhkan. Berhubungan baik dengan sumber data Jika memang telah ditentukan kelompok masyarakat mana yang akan dijadikan sebagai bagian dari sumber data maka selanjutnya mulailah hubungan yang baik dengan kelompok masyarakat tersebut. Dengan adanya hubungan baik maka nantinya proses pengumpulan data yang Anda lakukan akan menjadi lancar. Adanya uji coba yang dimaksud dengan uji coba dalam hal ini adalah uji coba terhadap segala instrumen yang sekiranya dibutuhkan untuk melakukan proses pengumpulan data dalam suatu penelitian. Tentunya proses uji coba ini haruslah dilakukan dengan urutan langkah yang tepat. Maka nantinya setiap instrumen penelitian bisa berguna sesuai dengan fungsinya sehingga dapat endukung proses pengumpulan data. Penyusunan pertanyaan Tahapan selanjutnya adalah proses perumusan atau penyusunan pertanyaan. Proses penyusunan pertanyaan ini sudah seharusnya dilakukan dengan disesuaikan pada topik atau tema penelitian. Dalam membuat pertanyaan tentu saja susunan pertanyaan sebaiknya diuat semenarik mungkin. Selain itu pertanyaan yang diberikan juga harus sesuai dengan kebutuhan penelitian sehingga nantinya bisa diperoleh hasil penelitian yang memang berdasarkan jawaban dari sumber data. Pencatatan data Hal ini bisa dimaksudkan sebagai suatu proses yang dilakukan tepatnya setelah seluruh data telah terkumpul. Pencatatan data ini perlu dilakukan tepatnya sebelum dilakukan proses analisis data. Oleh karena itu proses pencatatan data haruslah dilakukan secara teliti dan cermat. Cek data Jika memang proses pencatatan data telah dilakukan maka selanjutnya Anda juga perlu melakukan proses cek data. Cek data ini bertujuan untuk mempersiapkan data sebelum dilakukan analisis. Dengan melakukan cek data inilah maka nantinya seluruh data bisa lebih dipastikan kebenarannya. Maka data akan membuat proses analisis menjadi lebih tepat dan terhindar dari berbagai acam kesalahan. Proses Teknik Pengumpulan Data Observasi atau pengamatan Dalam melakukan pengumpulan data rupanya teknik observasi atau pengamatan perlu dilakukan. Bahkan hal ini enjadi langkah awal bagi sebuah proses pengumpulan data. Melalui aktivitas observasi atau pengamatan inilah maka nantinya peneliti dapat mengetahui dengan lebih pasti kondisi masyarakat yang akan dijadikan sebagai responden ataupun nara sumber. Pemberian kuesioner Setelah melakukan tahap observasi maka selanjutnya bisa dilakukan proses pengumpulan data. Proses pengupulan data bisa dilakukan dengan cara pemberian kuesioner pada sejumlah responden yag dibutuhkan. Biasnaya pemberian kuesioner kepada responden ini dilakukan dalam menerapkan metode penelitian kuantitatif. Umumnya pula jumlah responden dalam hal ini sangatlah banyak agar bisa diperoleh hasil analisis data yang lebih valid. Wawancara langsung Selain teknik pemberian kuesinoer rupanya pengumpulan data juga bisa dilakukan dengan cara wawancara langung. Umumnya wawancara kepada beberapa nara sumber dilakukan pada jenis penelitian kualitatif. Wawancara ini dilakukan dengan tujuan untuk menggali informasi secara lebih dalam mengenai topik penelitian yang sedang dibahas. Dari hasil wawancara inilah maka nantinya akan diperoleh hasil data dan kemudian dilanjutkan dengan proses analisis data. Pengumpulan dokumen Proses terakhir yang bisa dilakukan dalam hal pengumpulan data adalah pengumpulan dokumen. Dalam hal ini dokumen yang dapat dikumpulkan antara lain meliputi hasil kuesioner dan hasil wawancara serta berbagai bukti lain yang mendukung proses penelitian. Pemilihan Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada dasarnya menjadi suatu hal yang sangat penting bagi seseorang atau bagi sebuah lembaga yang akan melakukan proses penelitian. Sebuah teknik dalam proses pengumpulan haruslah dipilih dengan tepat sebab hal ini nantinya berhubungan dengan data yang selanjutnya akan dianalisis. Teknik yang terdapat dalam proses pengumpulan data umumnya memang ada beberapa jenis dan teknik ini bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan peneliti. Untuk memilih teknik pengumpulan data sebaiknya peneliti mengkaji ulang mengenai proses penelitian yang akan dilakukannya. Misalnya bagaimana metode yang akan diterapkan dalam hal mengumpulkan data. Apakah metode kuantitatif ataukah metode kualitatif yang akan dipilih untuk menjalankan proses pengumpulan berbagai data yang dibutuhkan. Dari metode penelitian maka nantinya bisa ditentukan teknik apakah yang sebaiknya dipilih dan diterapkan untuk mengumpulkan data. Nantinya teknik yang dipilih untuk mengumpulkan data bisa ditentukan guna memberikan hasil tepat. Hingga akhirnya proses penelitian bisa memberikan informasi yang sekiranya memang diutuhkan oleh para pembaca. Tentu saja teknik pengumpulan data ini seperti juga memilih absen terbaik yang dapat digunakan oleh perusahaan. Sebaiknya gunakan aplikasi absen yang memadai contohnya yaitu JojoTimes yang mampu membantu karyawan melakukan absen kapan saja dan dimana saja. Hal ini karena JojoTimes sendiri didukung oleh berbagai macam fitur yang menarik, di antaranya yaitu sebagai berikut Pengenalan wajah biometris dengan geo-locator yang akuratMengelola laporan kehadiran, perizinan cuti dan jam kerjaTarif lembur yang dapat disesuaikanTerintegrasi dengan sistem absensi yang sekarang, serta pengaturan izin cuti dan advance Maka dari itu, yuk segera coba gratis aplikasi absen dari Jojonomic ini. Dapatkan demo selama 14 hari dan rasakan sendiri perbedaan manfaat dan fitur-fiturnya.
Orangtuaadalah yang paling dekat dengan anak, bimbingan yang diberikan orangtua akan sangat berpengaruh terhadap anak. Dalam bahasa keseharian, orangtua dapat menyisipkan beberapa bahasa inggris terhadap anak. Misalnya ketika anak sedang tidur, ketika akan membangunkan orangtua bisa berkata "wake up my sweety" yang berarti bangunlah manisku.
1. isi resensi buku memuat tentang sinopsis , ulasan singkat buku , rumusan kerangka buku dan penggunaan evaluatif adalah resensi yang mengulas cerita lebih dalam dan lebih buku yg ingin di resensi , mencatat data atau informasi buku yg akan di resensi, menuliskan poin poin penting yg ada di buku ,menuliskan isi resensi , dan menulis karya judul atau nama karya yang akan diulas, tahun terbit, penerbit, pencipta, dll. serta teks yang berisi ulasan dari karya yang baru saja di InformatifResensi jenis ini hanya sebatas memberikan informasi tentang cerita yang sedang diulas. Bagaimana sinopsisnya, siapa pengarang atau pembuat cerita, dan juga segala informasi tentang cerita tersebut.• EvaluatifSalah satu dari macam macam resensi adalah resensi evaluatif. Resensi jenis ini lebih mengulas suatu cerita lebih dalam dan lebih detail. Peresensi akan mengungkapkan apa kelebihan dari cerita tersebut dan juga tentang kekurangannya.
889BG.
  • 9b1k3bxujn.pages.dev/132
  • 9b1k3bxujn.pages.dev/32
  • 9b1k3bxujn.pages.dev/577
  • 9b1k3bxujn.pages.dev/177
  • 9b1k3bxujn.pages.dev/277
  • 9b1k3bxujn.pages.dev/102
  • 9b1k3bxujn.pages.dev/215
  • 9b1k3bxujn.pages.dev/516
  • sebutkan tahap pengumpulan data pada saat akan meresensi buku